Belajar Saling Memaafkan Kesalahan Orang Lain
“Pemenang Kehidupan adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit dan yang tetap tenang di tengah badai.”
“Sebenarnya Kekuatan manusia yang Dasyat itu bukan pada kedua tangannya, Keperkasaan manusia yang paling mengagumkan bukan terletak pada keberaniannya, tetapi justru berada dalam sikap yang rendah hati untuk bisa memaafkan setiap kesalahan yang dilakukan orang lain.”(mengutip Kata-kata dari Teman Guru)
Dalam kehidupan setiap manusia pastilah pernah melakukan kesalahan,
tetapi kalo kita berfikir pasti tidak ada seorangpun yang ingin
melakukan kesalahan dalam kehidupan baik disengaja atau tidak disengaja.
Dalam kehidupan ini banyak diantara kita juga yang bisanya mencari-cari
kesalahan orang lain, sedikit sekali orang mau berfikir bahwa orang
lain benar dan dirinyalah yang salah, bahkan beribu alas an untuk
mengatakan orang lain salah. Dengan demikian, menurut kita bagaimana
sikap kita kepada orang yang bersalah, apakah menghukumnya atau
memaafkannya? Atau bahkan kita balas dendam supaya sakit hati kita
akibat kesalahan terobati?
Marilah kita berfikir dan merenungkan, seandainya kita melakukan
kesalahan, apakah kita sengaja melakukan itu, bagaimana perasaan kita
ketika bersalah dan apa harapan kita ketika bersalah? Jawabannya adalah
pasti kesalahan itu bukan karena kesengajaan, perasaan kita pasti serba
tidak nyaman, merasa kwatir dan lain-lain yang mengganggu pikiran kita,
dan dalam hatinya pastinya berharap dimaafkan jika ada kesalahan. Jika
kita berfikir dan merenungkan hal itu maka pastinya persaaan dan
harapannya juga demikian yaitu saling memaafkan.
Islam Mengajarkan manusia untuk saling memaafkan dan memberikan
posisi tinggi bagi pemberi maaf, karena sifat pemaaf merupakan sifat
yang sangat luhur yang harus menyertai seorang muslim yang bertaqwa.
Allah berfirman :” Maka Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik,
maka pahalanya atas tanggungan Allah SWT.” (Q.S. Asy-Syura:40). Dari
Uqbah Bin Amir, Dia berkata :” Rosulullah SAW Bersabda “wahai Uqbah,
bagaimana jika kuberitahukan kepada Ahlak penghuni dunia dan akhiran
yang paing Utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persauadaran
dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau
memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang
menzalimimu.” (H.R. Ahmad, Al – Hakim dan Al-Baghawi). Dari berbagai
anjuran dalam al-qur’an dan Hadist adalah Perintahnya untuk memberi maaf
dan tidak menanti meminta maaf dari orang yang bersalah, melainkan
memberi maaf sebelum diminta, Jika mereka tidak memberi maaf padahal
sudah meminta maaf Maka Allah Enggan mengampuninya karena Semua
pahalanya Allah SWT yang menanggungnya.
Maka dari itu, marilah kita belajar untuk memaafkan walaupun itu
memaafkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita memerlukan
keiklasan dan ketulusan hati dan juga kadang kita mengorbankan harga
diri, melepaskan semua rasa marah, egois rasa jengkel dan mungkin dendam
dalam hati dan ini yang membuat memaafkan itu sulit dan ini harus kita
lalukan. Secara hitung-hitungan sebenarnya tidak ada manfaat atau efek
positif bagi kita jika kita memaafkan orang lain, bahkan sebaliknya
pikiran kita akan selalu digerogoti oleh penyakit hati yang akan
menjadikan kita menjadi terpuruk dan dapat merenggangkan hubungan antar
saudara kita semua.
Selain itu juga kita tidak ada untungnya, jika kita merawat pemikiran
jengkel, marah dan kesal terhadap orang lain padahal sudah meminta
maaf, sementara kita menutup diri atas permintaan maaf dia, disini kita
hanya mendapatkan kejelekan dalam hidup padahal tujuan kita hidup adalah
ingin memanen kebaikan di dunia ini.
Sebenarnya Pengampunan atau memaafkan itu disadari atau tidak
merupakan kebutuhan kita, tetapi kita sering mengabaikan kekuatan
memaafkan orang lain seakan kita tidak butuh dan memerlukan orang lain.
Dalam Buku Emotional Quality Management yang ditulis oleh
Anthony Dio Martin mengatakan : “Mulailah dari memaafkan Diri Sendiri ”.
dalam diri kita pasti memiliki kelemahan sehingga dengan memaafkan diri
sendiri ini merupakan langkah meraih keberhasilan hati. Dengan saling
memaafkan seseorang akan menjadi lebih tenang dalam hidupnya
dibandingkan dengan terus mencari kelemahan orang lain, bahkan jika
kelemahan orang lain itu kita sampaikan kep ada orang lain lagi ini
merupakan masalah baru yang akan memperumit hidup kita sendiri.
Demikian semoga kita menjadi orang yang saling memaafkan dengan
saudara-saudara kita atau siapapapun sehingga hidup kita menjadi lebih
tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar